Kamis, 27 Januari 2011

Aplikasi Ilmu menaikkan Derajat

Bermula dari beberapa pertanyaan;
- Pertama, bila kita ditanya mana yang kita hormati; seorang yang membawa cek dalam sakunya dan dikenal dia orang kaya atau seorang yang membawa kitab dan dia dikenal orang yang shaleh?

- Kedua, bila kita ditanya mana yang lebih kita sambut; seorang ‘alim yang berpakaian sederhana atau pejabat perlente yang menbawa mobil mewah?

Lebih mengena lagi, bila pertanyaan di atas ditanyakan pada seorang yang sedang mencari calon pendamping.

Kedua pertanyaan itu missal saja, secara jujur apakah kita masih cenderung pada keduniaan ataukah sudah pada derajat ilmu, kemuliaan?

Namun marilah kita sadari bahwa untuk hal yang demikian tidak serta merta berubah dan perlu awal adalah perubahan mind set.

Sedikit tinjauan:
Dalam dunia kerja yakinkah anda bahwa keilmuan punya harga yang berpengaruh pada posisi dan korelasi dengan pendapatan?

Saat seseorang melamar dengan modal pendidikan SD (Sekolah Dasar), maka posisi & golongan apa yang dia dapat? Seperti yang kita tahu semisal golongan II, kapan kiranya dia mencapai golongan III? Seperti yang kita ketahui hanya untuk mencapai golongan III saja sangatlah sulit bagi dia. Berpuluh tahun 10, 20 tahun lebih barulah pendapatan dia setara dengan pegawai yang baru masuk dengan ijazah S1.

Andaikan dia mau sekolah SMP 3th plus SMA 3th, apatah lagi menambah hingga S1 (4 th) saat dia diterima menjadi pegawai, maka dia akan menerima posisi dan imbalan lebih tinggi yakni paling tidak golongan III dan punya kans lebih cepat meraih golongan berikutnya karena bekalan ilmu yang dia peroleh.

Saat kita berdagang, bila kita mengandalkan modal alam saja maka imbalannya akan rendah dibanding bila modal alam itu dengan pemikiran kita kemudian bahan alam itu kita olah, maka harganya menjadi lebih mahal bahkan berkali lipat.

Contoh seseorang yang berjualan Bambu:

Bila seorang menjual Bambu hanya dengan menjual dari alam dan dipersilahkan orang untuk memilihnya, maka harganya tak lebih dari Rp. 6.000,- sampai Rp. 7.000,-

Namun bila seseorang telah dengan upaya sedikit saja dengan tenaganya yakni Bambu itu kita cari yang lurus saja, maka meski lebih pendek Bambu untuk tiang bendera maka harganya bisa diatas Rp. 15.000,-. Akan berbeda lagi harganya bila dia olah untuk jadi tusuk sate, seperempat bambu utuh saja akan dapat menghasilkan uang dalam jumlah lebih dari Rp. 25.000,-

Masih banyak lagi peluang untuk maju dan kita mendapat penghargaan lebih karena ilmu yang bisa kita aplikasikan.
Benarlah firman Allah SWT bahwa orang yang berilmu akan ditinggikan beberapa derajat.